Imbuhan di- yang Sering Tertukar dengan Kata Depan di

Mana yang benar, dimana atau di mana? Mari temukan jawabannya pada artikel ini. Selamat membaca.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan ide atau gagasan, baik secara tertulis maupun secara lisan. Untuk mencapai tujuan komunikasi yang diinginkan, pengguna bahasa Indonesia harus mampu menggunakannya secara efektif dan efisien. Dalam ragam tulis, selain efektif dan efisien, bahasa yang digunakan harus mengikuti kaidah standar agar tulisan dapat dipahami oleh berbagai kalangan. Kaidah bahasa Indonesia ini memiliki pedoman utama, yakni Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai kesalahan dalam berbahasa, salah satunya adalah kesalahan dalam menempatkan sebuah kata sesuai dengan fungsinya. Sebagai contoh, penggunaan imbuhan di-, sering digunakan tidak sesuai kaidah. Kaidah penggunaan imbuhan ini sering kali tertukar dengan kaidah penggunaan kata depan. Kata “di” memiliki dua kelas kata yang berbeda di dalam bahasa Indonesia, yakni sebagai imbuhan di- dan sebagai kata depan. Namun, pengguna bahasa sering kali tidak peduli apakah kata tersebut berfungsi sebagai imbuhan atau sebagai kata depan.

Kesalahan penggunaan imbuhan di- dan kata depan ini sering dijumpai dalam percakapan tertulis melalui media sosial atau aplikasi pengantar pesan elektronik yang digunakan sehari-hari. Bahkan, kesalahan serupa, tidak jarang dijumpai pada tulisan yang lebih formal seperti surat dinas, pengumuman, atau artikel-artikel yang tidak melalui proses penyuntingan oleh ahli. Berdasarkan survei terhadap 62 orang siswa kelas IX MTsN 1 Bukittinggi, ditemukan bahwa 75,8% responden masih belum tepat dalam menggunakan imbuhan di- atau kata depan. Dari hasil survei terlihat bahwa kaidah penulisan imbuhan di- dan kata depan, sering tertukar oleh pengguna bahasa.

Penggunaan di- Sebagai Imbuhan

Menurut KBBI (2016), imbuhan didefinisikan sebagai bubuhan (yang berupa awalan, sisipan, akhiran) pada kata dasar untuk membentuk kata baru. Menurut kaidah bahasa Indonesia, imbuhan ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Sebagai contoh, kata dasar “makan”, jika diberi imbuhan berupa awalan di-, maka kata tersebut akan berubah menjadi “dimakan”. Contoh lain penggunaan imbuhan di- adalah sebagai berikut.

di- pukul = dipukul (bukan di pukul)i

di- baca = dibaca (bukan di baca)

di- masak = dimasak (bukan di masak)

di- dukung = didukung (bukan di dukung)

Kaidah seperti ini sering kali dilupakan oleh pengguna bahasa Indonesia, terutama dalam bahasa tulis sehari-hari.

Penggunaan di Sebagai Kata Depan

Berbeda dengan imbuhan, kata depan ditulis terpisah dengan kata benda yang diikutinya. Kata depan “di” ditulis di depan kata benda yang menyatakan tempat.

Berikut ini adalah contoh kalimat yang menggunakan kata depan “di”.
(1) Di mana orang tuamu tinggal?
Pada kalimat di atas, kata “di” berfungsi sebagai kata depan, bukan sebagai imbuhan sehingga penulisannya harus dipisah dengan kata “mana”. Namun, dalam penggunaan sehari-hari, pengguna bahasa Indonesia sering menuliskan kata “dimana”, dan merasa asing dengan penulisan yang benar, yakni “di mana”.

(2) Perhiasan itu ada di dalam brankas.
Frasa “di dalam”, didahului oleh kata depan “di” sehingga penulisannya harus dipisah dengan kata “dalam”. Pada kalimat tersebut, kata depan “di” menunjukkan tempat perhiasan tersebut berada.

(3) Rombongan mereka sudah sampai di Padang.
Pada kalimat di atas, kata “di” juga berfungsi sebagai kata depan sehingga penulisannya dipisah dengan kata “Padang”. Dalam hal ini, kita memang jarang menjumpai kesalahan kaidah penulisan kata depan “di” karena nama kota “Padang” sudah ditulis dengan huruf awal kapital.

Belajar dari fenomena yang dijumpai pada masyarakat akan kesalahan penggunaan imbuhan di- dan kata depan, maka mulai sekarang, kita harus berpedoman pada kaidah yang benar agar tidak menjadi kebiasaan dan contoh yang buruk bagi orang lain.

Artikel ini ditulis oleh Indra Sentosa
Mahasiswa program studi Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemahan

Referensi:
[1] Dewi, W. W. R. (2018). Morfologi Bahasa Indonesia. Klaten: Intan Pariwara.
[2] Hastuti, S. S. (Tanpa Tanggal) Imbuhan di- dan Kata Depan di. Diakses pada 21 Mei 2023, dari http://smkn1adw.sch.id
[3] KBBI. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses pada 21 Mei 2023, dari https://kbbi.kemdikbud.go.id
[4] Nukman, E.Y. dan Cicilia Erni Setyowati. (2021). Bahasa Indonesia: Lihat Sekitar untuk Kelas IV. Jakarta Pusat: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar